dia telah meninggal lebih dari 20 tahun lalu. tapi bukan saja warisannya sebagai musisi tergolong ke dalam karya-karya besar yang melintasi zaman, dia sendiri pun akan selalu dikenang sebagai orang yang mengembalikan blues ke dalam radar musik dunia.
pada 1980-an itu –lagi-lagi harus disebut –kebanyakan orang hanya mendengarkan punk, post punk, new wave, new romantic, synth pop, hardcore, dan benih rap. kalaupun ada yang menikmati metal, itulah hair metal, perkawinan antara gemerlap glam rock dan ingar-bingar heavy metal. orang seperti lupa pada ledakan blues pada 1960-an, yang mengilhami grup-grup raksasa pada 1970-an seperti led zeppelin, atau fleetwood mac dalam batas tertentu. radio-radio pun sedang bergairah dengan format “classic rock”. dan bahkan zz top, seperti halnya eric clapton, berasyik-masyuk dengan pop.
dalam lanskap seperti itulah stevie ray vaughan atau biasa dipanggil srv mengembalikan blues ke dalam peta. dia menghadirkan kembali kemurnian, kesederhanaan (bahkan dengan permainan gitarnya yang bisa membuat mulut siapa pun menganga), dan kejujuran, lewat album debutnya yang berjudul texas flood. chris layton, pemain drum yang ikut menggarap album itu mendeskripsikannya “seperti kami berjalan keluar telanjang dan bilang, ‘inilah kami!'”
mungkin stevie ray seperti barack obama dalam kehidupan politik di amerika serikat dewasa sini. ketika semua orang hanyut oleh gegap gempita kampanye perang dan patriotisme yang sesungguhnya palsu belaka, atau ketika semua orang malah menghindar sama sekali dari semua itu, obama muncul dengan tawaran yang bermaksud mentransformasikan semua kepentingan jangka pendek menjadi kepentingan jangka panjang –sebuah harapan baru. obama, dalam kata-kata aktor george clooney, “masuk ke suatu ruangan dan kau ingin mengikutinya ke suatu tempat, di mana pun.”
lahir di dallas, texas, pada 1954, stevie ray perlahan-lahan terbebas dari bayang-bayang abangnya, gitaris jimmie vaughan, yang dikenal berkat permainannya bersama fabulous thunderbirds. pada 1972 stevie ray hijrah ke austin. hasratnya besar untuk bisa ikut dalam keriuhan industri musik di kota itu. mula-mula dia magang di sejumlah grup, termasuk triple threat revue. ketika salah satu personel triple threat keluar, nama grup diubah menjadi double trouble (yang diambil dari judul salah satu lagu karya gitaris blues kidal otis rush). perubahan personel sempat terjadi lagi dan formasi stevie ray (gitar), layton (drum), dan tomy shannon (bas) pun terbentuk. nama srv dibubuhkan di depan double trouble.
trio itu lalu bekerja keras untuk memperkenalkan diri. mereka bermain serabutan, keliling ke berbagai kota dengan truk pengangkut susu yang dipermak untuk keperluan tur. ketika bermain di continental club, new york city, pada 1982, jerry wexler, seorang eksekutif perusahaan rekaman yang berpengaruh, jatuh hati pada mereka dan menawarkan kesempatan bermain di montreux jazz festival. di festival kondang inilah david bowie, ikon rock’n’roll dari inggris, mengajaknya bermain di album baru yang sedang direncanakannya, yang kemudian dirilis dengan judul let’s dance.
di continental club juga, pada 1982 itu, stevie ray dan kawan-kawan berkenalan dengan penyanyi-penulis lagu jackson browne, yang menawarkan studionya di los angeles yang bernama down town untuk dipakai gratis. mungkin saja browne sekadar berbasa-basi. tapi stevie ray menelepon browne tak berapa lama kemudian dan browne setuju memberi mereka waktu 72 jam selama akhir pekan pada hari thanksgiving.
“kami pergi ke sana hanya dengan harapan siapa tahu bisa membikin demo,” kata layton. “ternyata, tanpa mengetahuinya sama sekali, kami merekam album debut kami, texas flood.”
selebihnya adalah sejarah: album itu sukses bahkan sejak pertama kali diedarkan. ia mengembalikan blues ke posisi yang menjadikannya benar-benar diminati, dikenali, dan dikenang orang.
keren, remember stevie ray vaughn (y)
@hey_thomthom
@the_bluesnight
🙂