presiden negara ini merilis rekaman lagu-lagu ciptaannya. sebagian orang mungkin merasa surprised –walau foto-foto sang presiden sedang bermain gitar kerap muncul di media massa. dan boleh jadi pula ada yang menyatakan salut. tapi sebenarnya wajar bila justru timbul pertanyaan tentang apa gunanya rekaman itu bagi negara yang, kalaupun tak bisa dibilang kacau, tak henti-hentinya dirundung masalah ini.
pertanyaan itu bukan sinisme. bukan pula sesuatu yang mengada-ada. kalau saya yang bertanya, tidak berarti saya, yang merasa bisa pula bermain gitar, kalah set, karena mencipta satu lagu saja belum pernah (apalagi merilis album). sesungguhnya, dari mana pun skeptisisme datang, realitasnya adalah sebuah ironi: ada begitu banyak masalah yang menuntut presiden bekerja keras, dan presiden justru punya waktu untuk mengerjakan hal-hal yang tak penting.
presiden punya hobi bermain musik, tentu, bukan hal tabu. dia toh juga manusia. bill clinton, sewaktu menghuni gedung putih dan memimpin negara paling berkuasa di dunia, diketahui dan memang terbuka mengenai hobinya bermain saksofon; dia pernah tampil unjuk keterampilan di hadapan publik pada masa kampanyenya. masalahnya adalah presiden negara ini bukan clinton, yang bagaimanapun jauh lebih efektif pada waktu memerintah. presiden kita menghadapi jauh lebih banyak masalah terbuka ketimbang yang sudah diselesaikannya.
kenyataan itu membuat “public expose” suatu hobi, yang sebenarnya lebih bersifat pribadi, bukan untuk konsumsi orang ramai, menjadi terasa ganjil jika dilihat dalam konteks situasi yang ada. tidak bisa dipandang salah bila ada yang “mencurigai” motif proyek album rekaman itu. motif? ya. tentu saja, kegiatan itu bukan tanpa tujuan. dan apalagi tujuan itu, dalam jangka pendek, jika bukan untuk menggosok citra agar tetap mengkilat. bukankah selama ini publik kerap disuguhi berbagai fragmen tebar pesona? lagipula pemilu tinggal setahun lagi….
kalaupun kecurigaan itu keliru, bahwa tujuannya bukanlah demi kepentingan politik, proyek itu bisa saja dan lebih patut bila diwujudkan sesudah presiden pensiun, atau setelah negeri ini benar-benar makmur dan penduduknya sejahtera.
bagus, sebenarnya, album itu memuat lagu-lagu dengan tema yang membangkitkan semangat, tentang hal-hal yang positif –cinta negara, persahabatan, kebesaran tuhan. inilah penyegaran yang memang dibutuhkan. selama ini begitu banyak penyanyi dan kelompok musik yang datang dan berusaha menghibur kita, tapi hampir semuanya menyanyikan rengekan cinta, ‘kan?
tetapi, jelas, untuk mengimbangi pesatnya berbagai produk aji mumpung itu, presiden adalah figur terakhir yang dibutuhkan industri musik. ada banyak calon penyanyi dan kelompok musik yang bagus dan belum beruntung, atau penyanyi dan kelompok musik di wilayah indie dan bahkan tradisi do-it-yourself yang telah membuktikan diri bisa menghimpun penggemar dengan karya yang tak asal-asalan, dengan tema beragam, bahkan kritik sosial. saya kira, mereka hanya perlu kesempatan yang lebih besar.
presiden punya kesempatan yang luar biasa besar, tapi tidak sebagai penulis lagu, melainkan, ya, sebagai presiden, kepala negara dan kepala pemerintahan yang tugasnya adalah memecahkan berbagai masalah yang ada, lalu mengerahkan segala daya untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat. tugas ini tetap berlaku sekalipun yang menjadi presiden, katakanlah, iwan fals.
Setuju mas. Menurut saya norak banget presiden dari negara carut marut tapi nulis lagu. Opo tumon? Lagunya pasti juga gak bakalan sehebat:
– “Negriku Cintaku” nya Keenan Nasution
atau lagu2 Iwan Fals dan Kantata Takwa.
Yang saya tahu, menulis lagu dan merekam di studio itu pekerjaan yang menghabiskan waktu. Lha kok masih sempet sih ngurusin yang trivial many gini? Urusin tuh kestabilan pangan – mosok harga kedele melambung?
Salam,
G
duh, negeriku cintaku… sudah bertahun-tahun saya ndak pernah dengar lagu elok ini. jelas jauh, mas, karya pak presiden kita itu, jauh di bawah negeriku cintaku. ups….
Maaf rekan-rekan , para sohib, mbok prestasi seseorang itu dihargai, dari pada presiden korupsi , pilih mana ?.
Zaman dulu mana ada penangkapan-penangkapan koruptor, sekali lagi mana ada ?… ngomongo ada enggak ?. Saya gak berpihak kemana-mana, tapi berpihak kepada kebenaran.
Nampaknya, banyak orang yang tidak menghargai karya orang lain , dan maunya bener sendiri , maaf sadar bung, menghujat gampang, ngejalanin susah. Kalau orang jawa bilang ndelok artinya kendel alok, beraninya ngritik !.
Kasihan deh lu, nggak maju-maju….. kapan lu benernye ?.
Jangan salah sangke ye , gue bukan orang jawa , babe gue orang Banjarmasin asli , nenek saya masih keturunan sultan tenggarong , ntar mentang-mentang orang jawa ngebelain.
Maaf bung , sekali lagi mohon maaf kalau tidak berkenan.
Kalau boleh Pesan begini , Hargailah Karya Orang lain ,
Terimakasih.
teirma kasih, pak, sarannya.
tapi saya kira anda salah menangkap. saya menulis kritik, bukan hujatan. beda banget, ye. dan mengapa kritik? karena setiap pekerjaan, posisi, jabatan, selalu ada prioritas tugas yang mesti diselesaikan. presiden indonesia –indonesia, bung. negeri dengan jutaan masalah –lebih berat lagi tuntutan untuk memperhatikan prioritas-prioritasnya. urusan pribadi mesti ditaruh di urutan terbawah. kalau prioritasnya saja luput, karena sengaja menyempat-nyempatkan diri mbagusi (tebar pesona ke sana-sini), mana mungkin bisa maju, pak? jauh panggang dari api, deh.
saya tahu ada banyak penangkapan orang yang diduga koruptor. kita hargai, jelas. tapi ke mana semua penangkapan itu membawa kita? belum ke mana-mana, pak. efeknya belum merasuk ke semua wilayah hidup kita sehari-hari. pe-er pak presiden masih berderet panjaaaaaang. mau main musik dan mencoba menjaring fans silakan saja. tapi pasti hal itu tak akan membantu apa-apa untuk perbaikan negeri ini.
peace!